Selasa, 27 September 2011

permainan cinta


kamu dan aku seperti permainan dadu
saat tiba giliran mu menggulirkan dadu, hati ku dicekam rasa yang tak dapat ku jabarkan
kadang dadu bergulir ke angka yang 1 sedang diri ku diangka 6
atau mungkin saja sebaliknya begitu
sehingga masing2 dari kita tak dapat saling beriringan
aku terlalu melesat jauh dan kau tak mampu mengejarku
ku terlalu bosan menunggu mu dan tak mau berbalik langkah
kau terlalu lelah menuju ku
kita tak bisa seirama
melangkah maju bersama atau kemudian berhenti sejenak bila salah satu dari kita terlalu lelah utk melangkah
dalam permainan ini tak mungkin berakhir indah
terlau banyak peran antagonis sedangkan masing2 dari kita tak mampu berubah menjadi malaikat cinta
harus kah kita akhiri
atau mungkin inilah takdir dari permainan cinta yang tiap episode nya harus kita lalui selamanya

rapuh


beberapa dari kami terlihat mandiri
beberapa dari kami terlihat sangat percaya diri
dengan pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang pasti
banyak kalian menganggap kami kuat

ada yang sering terlupakan dari kami
bahwa hati tak selalu berkolerasi dengan gaya kami
kemandirian kami tak menjamin kalau hati kami tak rapuh
bahkan sikap percaya diri tak jarang adalah kamuflase dari kerapuhan kami

Senin, 26 September 2011

tentang rasa cemas


beberapa bulan lalu saya sempat menulis di twitter tentang susahnya keluar dari cangkang kenyamanan, keluar dari zona nyaman rasanya sangat tak mungkin bagi saya. dan ungkapan hati yang saya wakilkan pada 140 karakter dijejaring sosial itu di tanggapi seorang sejawat senior saya dokter spesialis bedah saraf. beliau menasehati saya untuk berani keluar dari cangkang saya, berani melepas zona nyaman saya, untu ksesuatu yang baru, untuk masa depan yang lebih baik, dan tentu saja untuk bisa membuntikan saya bisa bertahan dalam lingkungan apapun. zona nyaman saya sekarang berupa pekerjaan tetap dgn gaji lumayan dan yang saya harus lakukan sekarang adalah pergi keluar mencari pendidikan yang lebih tinggi dari seorang dokter umum menjadi seorang spesialis. bagi saya ini adalah ujian terbesar yang mempertaruhkan segala bentuk arogansi saya. pertanyaan di kepala saya tak pernah berhenti bergema. bagaimana jika saya tidak lulus??? bagaimana malunya saya. bagaimana kalau seandainya saya lulus tapi saya tak sanggup mengikuti ritme PPDS interna. kecemasan-kecemasan yang membuat saya jadi cepat tua dan tidak bahagia.
saya sedang mengitung hari menuju saat ujian yang pasti akan datang, saya tak mungkin berlari menghindar, yang saya bisa lakukan hanya menghadapi nya siap atau pun tidak siap.

Minggu, 25 September 2011

blog saya adalah representasi gaya saya


sempat terinspirasi gaya ngeblog seorang blogger handal, saya sempat nekat bikin blog baru yang berusaha merubah semua tampilan saya, mulai dari tampilan blog yang saya buat sendu dan berkesan gelap, sampai gaya menulis yang saya usahakan sama sekali berbeda. tetapi blog itu kemudian mati gaya alias tak bisa saya kembangkan karena memang itu bukan gaya saya, bukan cara pandang saya.
beberapa bulan lalu saya menitip sebuah tas bermerek dowa dari yogya yang sangat terkenal itu, awalnya saya memilih warna gelap dengan alasan suapay tas tersebut tidak cepat kotor, namun kemudian sejawat saya menyadarkan saya, itu bukan kamu, kamu adalah gambaran dari warna2 ceria.
begitulah banyak orang menilai saya. saya memang dikenal sebagai miss pinky.kini saya menyadari sehebat apapun blog seseorang jangan pernah mencoba menirunya, karena jika itu bukan style pribadi, blog itu mugkin saja bisa terlihat sekeren blog inspirasimu, tapi kamu takkan menemukan passion mu disana. sebuah blog harus lah memawikili citra dirimu dan bukan pencitraan. so saya kembali bersenang senang dengan blog pinky saya, yang mungin tidak keren, yang mungkin tak menarik untuk dibaca orang lain, tapi sekali lagi blog ini adalah saya bukan orang lain, dan saya bahagia memilikinya

suatu malam di parijs van java


malam itu kita kembali bertemu teman, setelah 11 tahun berlalu
tak banyak yang berubah dari mu, style unik mu masih seperti dulu,kamu yang selalu tampak percaya diri,mudah bergaul,semua tak hilang dimakan waktu.
hanya perlu beberapa menit saja kau mampu membaur dengan teman2 ku yang sebelumnya tak pernah kau kenal.
malam itu kita duduk di pojok teras starbuck, dengan 1 gelas caramel machiato ditangan kita saling bertukar cerita tentang masa masa yang kita lalui masing-masing setelah kita lulus sma.
aku liat sahabat senyum mu mungkin bisa menutupi duka mu, tapi mata itu tak mampu membohongiku...ada pancaran duka disana, panacaran luka
tapi ku juga bisa melihat ada semangat dimata itu, semangat untuk kembali bangkit dari luka dan melupakan masa lalu yang perih.
karena masa lalu untuk menguatkan bukan untuk melemahkan

Sabtu, 24 September 2011

bandung suatu saat nanti saya pasti kembali











baiklah saya tekankan lagi tujuan saya kebandung untuk meeting 1 minggu, dan itu terjadi dari jam 9 s/d 5 sore, well ini bukan liburan, tapi perjalanan dinas. saya yang sanggat suka berfoto dan mengabadikan bangunan2 yang enurut saya menarik di setiap kota tidak lah terpuasakan dengan jadwal yg terbatas untung hunting foto, well cuman sedikit ini oleh2 foto dari bandung, enjoy it yaaaaa

ini bandung apa malaysia



percakapan lucu terjadi di saat breakfast hari ke2 dihotel. teman sekamar saya spontan bicara : eh ini dibandung ama malaysia sehhh kenapa ini semua orang yang lagi breakfast di hotel pada bicara logat melayu. ahhahahahahahha.... saya pun kemudian menyadari kalau ternyata setengah dari meja resto hotel ini di isi wisatawan malaysia. dan mereka senang sekali berfoto, makan pun di foto (sama aja seh ama saya juga suka fot0-foto hehheheheh).
ide gokil di ajukan teman sekamar saya yang merencanakan memanfaatkan jam makan dan istirahat siang untuk ngubek ngubek pasar baru di otista yang letaknya hanya di belokan hotel yg terletak dijalan asia afrika. so bermodal nekat dan flat shoes yang nyaman bangettt kami melangkah tegak menuju pasar baru, tujuannya survei doank karena ngga bakal cukup waktu buat shopping.
di perjalanan pulang ke hotel kami melintasi penjul berbagai macam bentuk dagangan di pelataran toko jalan otista, agak2 mirip malioboro lah, walaupun malioboro tentunya lebih sedikit tertata dan dengan badan jalan yang lumayan lah ada pembedaan antara kedaraan bermotor dan yg tidak maka malioboro tetap juara di bandingkan di otista.
tapi seperti kata pepatah, don't just a book by its cover, begitualah pengalaman saya berbelanja di pelataran ruko sepanjang otista, walau padat dan tak nyaman secara ergonomis, tapi saya sungguh takjub mendapati harga jilbab, pashmina dan bross yang murah banget, dengan kualitas yang sama di daerah kami harganya bisa naik smape 2-3 kali lipat. maka sampai lah kami di hotel dengan tas belanjaan penuh :D
selama berbelanja kami juga sering menemukan ibu2 berlogat melayu malaysia menawar barang- barang. dan kami saling berpandangan dan tertawa sambil berkata "ini bandung apa malaysia ya??"